32 Dec Love Eror 2
“32
DEC LOVE EROR”
Author
: Ria Utami
Facebook
: Ria Rtngyu
Twitter
: @Riatameee
Main
Cast : Dicky SM*SH a.k.a Dicky M Prasetyo
Thalita
Azaira
Reza
SM*SH a.k.a M. Reza Anugrah
And
other cast ^^
Genre
: AU!, Romance, Comfort, Hurt
Disclaimer
: DICKY M PRASETYO IS MINE XD *ditabok FanaDicky*
SM*SH
belongs to SM*SHBLAST, but the fanfict is mine ~
Recommended
Song : SM*SH – Rindu Ini
SM*SH
– I Heart You
SM*SH
– Inikah Cinta
FF
“32 Dec Love Eror”
Dicky mengangkat
wajahnya dan kembali menggerutu saat hujan masih betah berlama-lama membasahi
jalanan yang terlihat lenggang itu. Pria berparas tampan itu kemudian
menggosok-gosok kedua belah telapak tangannya seraya menghela napas pelan. Ini
sudah hampir pagi dan Dicky baru pulang dari tempat yang sangat menjijikan
baginya. Penjara . ya , ini mungkin memang salahnya. Menunda datang ke acara pertunangan
adik perempuannya Aza. Tepatnya Lee
Aza. Cuaca memang dingin sekali, tapi tidak sedingin dengan hatinya sekarang.
Membeku. Pria itu lantas melirik arloji biru yang melingkar di pergelangan
tangan kirinya. Berharap gadis itu belum pergi.
“Tante?”
desis Dicky. Pria ini refleks memeluk Tante
tercinta.“Mengapa Tante ada disini?” tanya Dicky dengan muka sembab
“Pertunangan adik perempuanmu!”
Dicky refleks menunduk dan mundur beberapa langkah ke belakang.
“Aza menunggumu semalaman!” ucap Tante Lee. Dicky terdiam pria itu hanya bisa menunduk dan menatap sepatu berwarna putih pucat itu dengan sorotan mata terluka.
“Kau kenapa Dicky? Apa yang kau pikirkan? Percuma saja kau memikirkan Aza. Dia sudah berangkat tadi malam setelah acara pertunangannya dengan Reza selesai.” Jelas Tante Lee .
“Sungguh? Aza telah berangkat? Eoh! Sial !” umpat Dicky menyesal.
“Kakak !”desis seorang gadis yang entah sejak kapan sudah berdiri tepat di belakang Dicky. Pria itu tertegun memeriksa kedua bola matanya apakah ada yang bermasalah?
“Aza-ya!”
“Ya!” Aza tersenyum manis.
“Tante?” tanya Dicky
“Tante tinggal dulu” ucap Tante Lee meninggalkan mereka berdua.
***
“Hidup
adalah putaran waktu yang membuatku menjalani kehidupan seperti biasa.
Melakukan
banyak hal seperti biasa.
Tapi
tidak mencintaimu seperti biasa, karena cinta itu bertambah setiap detik setiap
harinya dalam hidupku.
Hingga
aku tak dapat lagi mengukur seberapa besar cinta itu.”
***
Taman
kecil dengan pohon maple yang mengelilingnya. Terlihat sangat indah dengan hiasan
daun maple yang kuning kemerahan , walaupun daun – daun yang menumpuk dimana –
mana mengingat ini adalah pertengahan musim hujan.Dicky tersenyum manis, menggeser sedikit tubuhnya dan mempersilahkan gadis itu duduk. Namun gadis itu menggeleng , hingga Dicky harus berdiri mendekatinya. Mereka berhadapan.
“Kakak!” desis gadis itu
“Aza-ya ! Aku senang bisa bertemu dengan mu! “ ucap Dicky bersemangat.
“Eh! Tunggu. Maaf semalam aku–“
“Kakak ! ”
“Yak ! Kakak tahu kakak salah . Kakak salah telah mencintaimu , Kakak tidak datang ke acara pertunanganmu karena ego Kakak. Ego yang tak ingin kau dimiliki siapa pun kecuali aku. Kakak hanya hanya ingin kau tersenyum karena kakak bukan orang lain. Hanya dirimu yang bisa membuat kakak tersenyum”
“Kakak?”
“Kakak tahu kau sudah bertunangan dengannya. Selamat !” Dicky tersenyum walau sangat sulit untuk menyembunyikan rasa sakitnya. Aza tersenyum begitu manis tanpa menyadari jika orang yang ada di depannya telah tersihir oleh senyumannya.
Wajah Aza yang cerah bagaikan sebuah magnet bagi Dicky. Ia tidak mampu memalingkan pandangannya dari Aza. Rasanya ia tidak akan pernah bosan untuk melihat wajah ini. Lagi dan lagi. Berada didekatnya rasanya sangat nyaman. Mereka beradu pandang.
Satu detik......
Dua detik......
Tiga detik.......
“Aku mencintaimu kakak !” desis Aza. Dicky tersenyum. Berusaha menunjukan senyum terbaiknya , berharap jika Aza akan menyukai senyum itu. Senyum bahagia. Kebahagiaan yang tersirat di hatinya entah sejak kapan datang.
“Sungguh?”
“Kakak , belajarlah untuk dewasa. Aku selalu mengatakannya bukan karena aku tidak memiliki alasan. Saat aku seperti ini aku harap kau sudah dewasa, tetapi kau masih sama. Kau bodoh ! mengapa kau tak merasakan hal ini dari dulu? Hati ini terasa sakit saat melihat kau berduaan dengan Kak Chacha . Mencari cinta sejatimu yang entah dimana.”
“Aza-ya?”
“Lupakan...” Aza menangis berlutut.
Dicky berjongkok di depan gadis yang dicintainya itu kemudian menarik kepala Aza ke dalam rengkuhan pelukannya. Tangisan Aza semakin menjadi. Dicky terus berusaha menenangkan Aza , mengusap pelan kepala gadis itu.
“Kakak , maaf....” Suaranya terdengar lirih karena tangisannya.
“Apapun itu, luapkan semuanya. Luapkan semua yang menjadi bebanmu.”
Lama sekali mereka berpelukan , hingga kemudian Aza melepaskan pelukan Dicky. Dia usap air matanya, mengeluarkan seulas senyuman. Dicky hanya ikut tersenyum dan mengusak pucuk kepala Aza dengan lembut. Ingin sekali ia menanyakan alasan Aza menangis , tapi ia lebih memilih untuk membiarkan gadis itu yang bercerita sendiri kepadanya. Entah kapan.
“Aku membatalkannya , Kak!” ucap Aza yang mendapat tatapan tak percaya dari Dicky.
“Aku membatalkannya. Aku tahu ini salah. Tapi , aku akan merasa bersalah jika menyakiti hati seseorang yang aku cintai. Seseorang yang ada di lubuk hati terdalam , yang selalu memberiku semangat dan senyuman setiap hari. Aku baru sadar cinta itu datang tanpa harus mencari. Hanya saja kita tak peka pada perasaan kita. Orang – orang yang tinggal bersamaku .... tiba – tiba menjadi tidak berarti bagiku. Itu hal yang mudah bagiku. Terlepas apa yang aku makan atau berjalan bersama mereka saat hujan tiba. Tidak peduli betapa baiknya mereka kepadaku, sangat mudah bagiku untuk meninggalkan mereka. Itu juga berlaku jika ada orang yang meninggalkanku terlebih dulu. Meski mereka pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku tak keberatan dengan semua itu. Aku akan melupakannya. Aku tak tahu apa artinya untuk mencintai seseorang sampai mati. Tapi disaat cinta itu datang , semuanya berubah. Cinta merubah semua keadaan. Aku berterima kasih saat kau membantuku menghilangkan kesedihan yang mungkin membuatku sangat terpukul..”
“Za..?”
“Disaat orang yang sangat kucintai pergi meninggalkanku seorang sendiri untuk selamanya. Tapi , disaat itu juga seseorang menghampiriku. Memberi kehangatan. Melupakan kesedihan yang mendalam. Kau tidak menangis , disaat semua merasa kehilangan ibuku dan ayahmu. Aku tahu kau sangat egois, kak! Hanya kau dan tante yang aku punya saat ini.” Isak Aza.
“Za..” belum sempat Dicky melanjutkan perkataannya Aza menoleh. Gadis itu tersenyum miring dan mencubit pipi Dicky gemas.
“Kau sedang menyiapkan kejutan untuk hari ulang tahunku, bukan?” tebak Aza yang membuat Dicky langsung menepuk dahinya dan mengumpat kesal.
“Sial!”
“Hahaha! Tentu saja aku tidak akan pernah lupa kalau besok itu adalah hari ulang tahunku. Hari senin, tanggal dua Januari. Aku tidak sebodoh yang kau kira, Dicky.”
“Dasar! Walaupun kau sudah tahu, seharusnya kau diam saja. Jangan katakan padaku kalau kau sudah mengetahuinya, bodoh!”
“Hahaha! Setidaknya aku mengalihkan pembicaraanku.”
“Aku jadi kehilangan semangat. Kau tahu?” cibir Dicky sambil menghela napas kasar. Aza lagi-lagi hanya tertawa.
“Tapi aku belum tahu kejutan apa yang akan kau berikan padaku.”
“Tetap saja tidak seru!”
“Hahaha!”
“Berhenti menertawakanku, Aza!”
Mata kecoklatan milik pria itu beradu pandang dengan sepasang mata teduh milik Aza. Waktu serasa berhenti sejenak dan butiran air membeku di udara. Sebuah senyuman kecil terukir manis di raut wajah cantik gadis itu.
“Bolehkah aku memelukmu, Dicky?” tanya Aza ragu. Pria itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan Aza, tapi gerakan tubuhnya telah menjawab semuanya tanpa keraguan. Dicky menarik Aza ke dalam pelukannya dan kembali berbisik di telinga gadis itu.
“Hei, kau siap untuk menjadi istriku minggu depan ‘kan?”
“Karena cinta tidak memandang
perbedaan.
Cinta adalah sesuatu yang
menyatukan perbedaan.
Meleburnya menjadi satu dan
membentuk ikatan sekuat baja.
Membekukan amarah dan
memanaskan gelora jiwa.
Mengkristalkan kenangan dan
menghiasinya dengan memori seindah surga.
Karena cinta itu memang
tercipta untuk menyempurnakan hidup kita, selamanya.
Kau itu ibarat matahari. Sumber
cahaya untuk memastikanku tetap hidup normal seperti biasanya.
Tanpa kau, aku mati.
Tak bernyawa sama sekali.
Berusaha untuk menjadi yang
terbaik adalah caraku menghargaimu. Menghargai semua yang kau berikan.
Cinta , kasih sayang ,
kehangatan , kesunyian.
Ketika cinta menjelma menjadi
satu definisi.
Tetap berpusar tanpa harus melempar.
Tapi kamu adalah seseorang yang
membuat aku memahami.
Sesuatu yang disebut CINTA.”
THE END
0 Response to "32 Dec Love Eror 2"
Posting Komentar